Proyek pembangunan Perlis Inland Port di Malaysia. (linkedin/Mohammad Afiq Zambri)
CHATNEWS – Seiring pertumbuhan perdagangan Indonesia-Malaysia yang mencapai 25 miliar dollar AS pada 2023, maka Pelabuhan Pedalaman Perlis atau Perlis Inland Port (PIP) dan Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) melakukan kerjasama menawarkan penanganan kargo yang lebih efisien.
“Kerjasama ini mengurangi waktu transit ke Tiongkok secara signifikan. Jika proyek ini berjalan, tentu akan menjadi proyek ekonomi yang akan menstimulasi perekonomian di kawasan ASEAN,” kata Ketua Umum DPP ASDEKI melalui keterangan tertulisnya, Minggu (5/1).
Untuk tahap awal kerjasama ini, ASDEKI kata Mahalli masih dalam tahap pengumpulan informasi dan menghimpun semua potensi terhadap produk yang akan diekspor.
“Saat ini juga kami sedang mengkoordinasikan efisiensi cost logistics dari berbagai daerah untuk transhipment yang menggunakan koridor kerjasama Indonesia, Malaysia dan Thailand. Nantinya kita akan memonitor dan evaluasi untuk pencapaian produk Indonesia yang berdaya saing,” katanya.
Sementara itu Abbas Bilgrami Chief Strategy Officer Perlis Inland Port (PIP) mengatakan bahwa rute perdagangan dengan Tiongkok saat ini komoditas dari Belawan dikirim via Port Klang atau Singapura melalui jalur laut ke Pelabuhan Laem Chabang, Thailand. Dari sini kargo dikirim melalui jalur darat ke Vientiane, Laos lalu dikirimkan ke Tiongkok. (Belawan → Port Klang/Singapura → Laem Chabang → Vientiane → Tiongkok)
Sementara itu jalur yang lebih efisien yang ditawarkan PIP, komoditas dari Belawan dikirim ke Penang melalui jalur laut. Lalu dari Penang ke Tiongkok dikirim menggunakan kereta api melintasi rute Thailand dan Laos. (Belawan →(SSS) → Penang → PIP → (dengan kereta api) Tiongkok)
Rencana pengembangan PIP untuk tahap awal kapasitas mencapai volume 300 ribu TEUS, tahap 2 ke 600 ribu TEUS hingga tahap 3 kapasitas sudah mencapai 1 juta TEUS yang terdiri dari 7 jalur dan memiliki bengkel perawatan.
“Progress saat ini, 80 ribu meter persegi halaman kontainer telah 80 persen selesai dan diperkirakan akhir Juni 2025 akan selesai,” kata Abbas.
Abbas menjelaskan bahwa perdagangan melalui impor pangan dan produk pertanian di Malaysia mencapai 8 miliar dollar AS, sekitar 2 miliar dolar AS berasal dari Tiongkok.
“Ini bisa jadi peluang mengembangkan pergerakan produk pangan dari Sumatera ke Malaysia dengan memanfaatkan rantai pasokan yang lebih pendek. Bisa membangkitkan historis perdagangan dengan memanfaatkan tanah dan tenaga kerja dari Sumatera,” katanya.
Malaysia sendiri telah menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif tersebut pada prinsipnya karena akan meningkatkan kemampuan kawasan untuk menangani peningkatan arus kargo antara Indonesia, Thailand dan Malaysia.
Proyek ini bertujuan untuk mengubah Perlis menjadi kota perbatasan dan pusat logistik internasional.
Perusahaan pengiriman barang dari Bangkok, Laos, dan beberapa wilayah di China diharapkan menggunakan PIP sebelum kontainer dikirim ke pelabuhan pilihan, baik di Penang maupun Singapura. Pelabuhan pedalaman tersebut diharapkan dapat menangani lebih dari satu juta kontainer setiap tahunnya.
SOURCE: Chat News ID
OTHERS: ASDEKI